Top Ad unit 728 × 90

Netizen : Akhirnya Saya Capek Membela Jokowi


RAKYAT SOSMED - Mereka menuduh Jokowi beragama Katholik, punya nama baptis Herbetus. Kita sibuk #membela Jokowi, melakukan klarifikasi bahwa inisial H adalah Haji, bukan Herbetus.

Lalu menjelaskan bahwa Jokowi itu muslim sejak lahir, juga merilis foto Jokowi saat sedang di Mekah menunaikan ibadah umroh/haji.

Mereka menuduh Jokowi keturunan PKI, karena ayahnya orang Boyolali yang dulu aktivis PKI. Lalu kita sibuk #membela Jokowi bahwa tak ada silsilah dan bukti valid bahwa ayahnya Jokowi anggota PKI. Ada foto DN Aidit sedsng pidato di podium, disebelahnya ada seseorang dengan potongan tubuh mirip Jokowi. Padahal Jokowi baru berusia 4 thn saat itu, mana ngerti tentang urusan orang dewasa. Lebih gila lagi,

Mereka menuduh ibunda Jokowi palsu. Dengan kotak katik hitungan usia ala Jonru, disertai foto foto yang ada, gencar propaganda tentang ibunda palsu. Anehnya mereka menuduh palsu tapi tak bisa memberitahu dimana ibunda Jokowi yang asli. Kemudian kita sibuk #membela dengan bukti bukti serta kesaksian tetangga Jokowi sejak kecil, yang tahu banget tentang keluarga Jokowi.

Itu baru contoh tuduhan atau fitnah kepada Jokowi yang sifatnya menyerang pribadi. Yang lebih banyak adalah tuduhan tentang kebijakan pemerintahan Jokowi yang dinilai anti Islam, mendzolimi ulama, banyak berhutang, pro tenaga kerja asing, jual aset negara, tak mampu mengendalikan nilai tukar Rupiah, tak mampu menstabilkan harga pangan, dll.

Selama ini pendukung Jokowi lebih banyak menjalankan strategi catenacio (bertahan ketat) ala sepakbola Italia tempo dulu. Cuma menjaga agar penyerang lawan tak bisa menerobos kotak penalti dan mencetak gol. Tetapi membiarkan pihak lawan menguasai lapangan tengah dan mendominasi penguasaan bola (possession ball).

Penonton akan melihat kubu sebelah menguasai permainan dan lebih berpotensi untuk menang. Penonton itu sangat rasional, jika disuruh menebak atau bertaruh siapa yang bakal menang, mereka cenderung memilih tim yang lebih banyak menyerang, bukan yang cenderung bertahan. Seketat apapun pertahanan, lengah sedikit bisa terjadi gol.

Jika saya menulis sudah CAPEK MEMBELA JOKOWI, bukan berarti akan mengalihkan dukungan ke kubu sebelah. Ini justru ajakan kepada anda semua untuk mengubah pola permainan. Jangan lagi sekedar bertahan dan mengandalkan serangan balik. Kita harus menyerang! Saya ulangi, kita harus lebih banyak menyerang duluan. Bukan sibuk membela, menjelaskan, membuat klatifikasi.

Lebih banyak menyerang akan membuat persepsi publik melihat kita lebih dominan. Soal serangan kita berhasil atau tidak, itu urusan nanti. Pokoknya menyerang dan menyerang. Coba kita lihat kubu sebelah, cuma sekedar harga telur naikpun bisa diekspos sedemikian rupa seolah Jokowi gagal menjadi Presiden. Isue tidak berbobot saja mereka pergunakan untuk menyerang pemerintah.

Kita pendukung Jokowi bukanlah kumpulan orang bodoh yang tidak berkualitas, tidak kreatif dan penakut. Kita ini kumpulan pemenang, yang cerdas, kreatif dan banyak ide. Hambatan kita cuma di nilai nilai moral dan etika. Terlalu santun berpolitik. Mentalitas kita bermasalah.

Kita ingin memenangkan pertandingan secara bersih dan sempurna. Kita ingin mencetak gol ke gawang lawan dengan dribling indah dan tembakan keras memperdaya kiper lawan. Padahal lawan menghalalkan segala cara, mulai dari memegang kaos, sliding tackle, provokasi dll. Kita ingin memenangkan pertandingan secara fair play, tanpa ada 1 pemain pun yang mendapat kartu kuning atau kartu merah. Padahal menang kalah dihitung dari jumlah gol yang dicetak.



Apa kita kurang isue untuk menghantam capres sebelah? Banyak koq materinya. Persetan dengan moral dan kesantunan. Prabowo itu bapaknya Cina, pernah jadi pemberontak pula, bahkan kabur ke Malaysia. Prabowo juga jadi muslim demi jadi menantu Soeharto, dan banyak dipertanyakan kualitas keagamaannya. Prabowo itu goblok, bukan pintar. Buktinya pernah tinggal kelas saat di Akmil. Semua orang tahu, siswa tinggal kelas itu kalau bukan alasan goblok ya bandel.

Mau ngomongin pribadi? Isuenya melimpah ruah. Mulai dari rumah tangganya yang berantakan, anak tunggalnya yang jomblo dan melambai. Prabowo tak bisa jadi contoh teladan dalam hidup berumah tangga, karena dia tak punya istri, tak punya menantu, apalagi cucu. Artinya secara potret kehidupan keluarga, kisah Prabowo itu abnormal.

Prabowo bukan lulusan terbaik di Akmil. Jadi siapa bilang dia pintar? Bandel malah iya. Banyak cerita dia pernah gebukin SBY saat sama sama jadi taruna di Magelang. Prabowo tak pernah pegang teritorial, faktanya tak pernah jadi Dandim, Danrem, apalagi Pangdam. Prabowo mudah naik pangkat karena faktor bapak mertuanya, bukan murni berdasarkan prestasinya.

Prabowo itu punya sifat membangkang dan memberontak, tidak patuh kepada atasan. Itu hal yang sangat tabu di militer. Kisah Prabowo menggerakkan pasukan mendekati istana tanpa ijin dari Panglima TNI, bukan sekedar isapan jempol. Di bukunya Habibie saja tersaji kisah tentang hal itu. Kisah tentang Prabowo yang jadi otak penculikan dan penghilangan aktivis, beredar luas di publik. Entah cuma rumor atau gosip, tapi faktanya belasan aktivis hilang beneran tak pernah kembali hingga kini.

Isue tentang Gerindra yang membeli PKS dan PAN dengan mahar 1T itu bukan isue remeh temeh. Jadikan itu titik masuk untuk melakukan serangan bergelombang. Farhat Abbas sudah melaporkan ke Bawaslu dan Polisi. Kita jangan abaikan skandal kardus ini dan sibuk mencari isue lain untuk diributkan di sosmed. Bukankah Ahok jatuh hanya karena 1x keseleo lidah tapi isuenya digoreng dengan intensitas yang terus meningkat eskalasinya?

Nah, kurang apalagi? Itu segudang materi untuk melakukan kontra pencitraan terhadap capres sebelah. Masih banyak lagi sebetulnya yang bisa saya sebutkan, tapi nanti anda bosan membacanya. Sebagai penutup, saya mengajak anda untuk mengubah gaya bertarung kita, bukan lagi sibuk bertahan membela Jokowi, tapi porsinya harus lebih banyak menyerang capres sebelah. Ingat bahwa publik lebih banyak menjagokan tim yang lebih banyak menyerang, bukan yang strateginya bertahan.

Jokowi 2 periode.

Ditulis oleh :
Ali Winata

Netizen : Akhirnya Saya Capek Membela Jokowi Reviewed by Wakil Sosmed on Agustus 20, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by WASOS © 2014 - 2015
Powered By Blogger, Designed by MasalahTekno

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.